PSIKOLOGI SOSIAL



PEMBAHASAN

Ilmu pengetahuan yang lebih dikenal dengan Psikologi berasal dari dua kata bahasa Yunani “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu,secara harfiah psikologi dapat diartikan yaitu  ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa.
Psikologi juga dapat diartikan sebagai berikut :
-            Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan proses mental dan perilaku.
-            Ilmu pengetahuan tentang pikiran dan bagaimana ia bekerja.
-            Ilmu pengetahuan tantang pikiran dan perilaku.
-            Studi sistematik terhadap perilaku dan proses mental seseorang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku atau aktivitas- aktifititas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu.
Dilihat dari sejarahnya, pada awal psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa. Akan tetapi, karena jiwa bersifat abstrak sehingga sulit dipelajari secara objektif dank arena jiwa termanifestasi dalam bentuk perilaku, maka dalam perkembangannya kemudian psikologi menjadi ilmu yang mempelajari perilaku. 
Psikologi sebagai ilmu  berupaya mencari kebenaran ilmia pada hasil penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistematis, berdasarkan atas data empiris, dan dapat diuji kebenrannya. Psikologi memiliki :
1.        Objek tertentu
2.        Metode pendekatan atau penelitian tertentu
3.        Sistematika tertentu
4.        Riwayat atau sejarah tertentu ( dalam Walgito, 2003:3)
Psikologi sebagai ilmu, psikologi juga mempunyai tugas-tugas atau fungsi teretntu seperti ilmu-ilmu pada umumnya. Adapun tugas psikologi yaitu ( dalam Walgito, 2003:3)
1.        Mengadakan deskripsi yaitu menggambarkan secara jelas hal-hal yang dipersoalkan atau dibicarakan.
2.        Menerangkan yaitu menerangkan tugas keadaan atau kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa tersebut.
3.        Menyusun teori yaitu mencari dan merumuskan hukum-hukum atau ketentuan mengenai hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lain.
4.        Prediksi yaitu membuat ramalan (prediksi) mengenai hal-hal yang mungkun terjadi yang akan muncul.
5.        Pengendalian yaitu mengendalikan atau mengatur peristiwa.    
Secara lebih khusus psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan manusia , psikologi didefinisikan sebagai sebagai ilmu pengetahuan yg berusaha memahami prilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan  sesuatu dan bagai mana mereka berpikir dan berperasaan (Gleitman,1986)
Umumnya para ilmuan membagi psikologi menjadi 2 golongan yaitu:
a.    Psikologi Metafisika yang menyelidiki hakikat jiwa seperti yang dilakukan oleh Platodan Aristoteles
b.    Psikologi Empiri yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dengan mengunakan pengamatan, percobaan dan eksperimen  dan pengumpulan berbagai data yang dihubungkan dengan gejala-gejala kejiwaan manusia

2.1       DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL
Plato pada sekitar tahun 400 SM berpendapat bahwa jiwa manusia itu terbagi atas dua bagian,yaitu jiwa rohaniah dan jiwa badaniah. Jiwa rohaniah tidak pernah mati dan berasal dari dunia abadi,sedangkan jiwa badaniah akan gurur bersama-sama dengan raga fisik manusia. Jiwa rohaniah berpangkal pada rasio dan logika manusia dan merupakan bagian jiwa yang tertinggi sebab tidak akan pernah mati. Jiwa badaniah sendiri menurutnya dibagi dalam dua bagian yaitu,jiwa yang disebut kemauan dan bagian jiwa yang disebut nafsu perasaan. Pandangan Plato ini disebut sebagai Trikotomi dari jiwa manusia,atau pemotongan ke dalam 3 kemampuan dari jiwa manusia. Ketiga kemapuan ini mempunyai tempat masing-masing di raga manusia,yaitu kecerdasan di kepala,kemauan di dada dan nafsu perasaan di perut. Seain itu menurut Plato setiap kemampuan tersebut melahirkan kebajikan-kebajikan yang khas. Kebajikan kecerdasan yaitu budi,kebajikan kemauan yaitu keberanian dan kebajikan nafsu perasaan adalah kesederhanaan.
Aristoteles (384-323 SM) berpendapat bahwa ilmu jiwa adalah ilmu mengenai gejala-gejala hidup sehingga setiap makhluk hidup itu sebenarnya mempunyai jiwa. Berbeda dengan Plato,Aristoleteles menyatakan selain manusia yang memiliki jiwa terdapat juga jiwa pada hewan dan tumbuhan. Aristoteles membagi tingkatan jiwa yakni pertama jiwa vegetatif pada tumbuhan berupa kemampuan memperoleh dan mencerna makanan serta berkembangbiak. Kedua,jiwa yang sensitif pada hewan yang memiliki kemampuan memperoleh dan mencerna makanan,berkembangbiak,bernafsu/berperasaan,dapat bergerak dari tempatnya dan dapat melakukan pengamatan. Ketiga yakni jiwa intelektif yang mempunyai taraf kehdupan tertinggi dari makhluk lainnya yakni manusia. Dalam jiwa intelektif memiliki kemampuan yang khas yakni kemampuan memperoleh dan mencerna makanan,berkembangbiak,bernafsu/berperasaan,dapat bergerak dari tempatnya,dapat melakukan pengamatan,berkecerdasan dan berkemauan.
Descartes (1596-1650) menyatakan bahwa manusia terdiri atas dua macam zat yang berbeda secara hakiki,yaitu res cogitant atau zat yang dapat berfikir dan res extensa atau zat yang mempunyai luas. Zat pertama bebas dan tak terikat kepada hukum-hukum alam dan bersifat rohaniah, Sedangkan zat kedua adalah zat materi,tidak bebas,terikat dan dikuasai oleh hukum-hukum alam. Ilmu jiwa menurut Descartes adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala pemikiran atau gejala-gejala kesadaran manusia,terlepas dari badannya. Raga yang teridiri atas materi dipelajari oleh pengetahuan yang lain,terlepas dari jiwanya.
Beberapa definisi Psikologi Sosial menurut beberapa ahli antara lain :
1.        Sheriff & Muzfer (1956) : ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus sosial
2.        Hartley & Hartley (1961) : mengemukakan bahwa definisi dari psikologi sosial adalah ilmu yang melihat perilaku individu dalam konteks interaksi sosial atau adanya situasi sosial
3.        Krechm Cructhfield, dan Ballachey (1962) : Ilmu tentang peristiwa perilaku hubungan interpersonal (antarpribadi)
4.        Watson (1966) : ilmu tentang interaksi manusia
5.        Dewey dan Huber (1966) : studi tentang manusia individual ketika ia berinteraksi, biasanay secara simbolik, dengan lingkungannya.
6.        Jones & Gerard (1967) : subdisiplin dari psikologi yang mengkhususkan diri pada studi ilmiah tentang perilaku individual sebagai stimulus sosial
7.        McDavid & Harari (1968) : studi ilmiah tentang pengalaman dan perilaku individual dalam kaitannya dengan individu, kelompok, dan kebudayaan lain.
8.        Shaw & Costanzo (1970) : ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai fungsi rangsang-rangsang sosial.
9.        Myers (1983) : Psikologi Sosial adalah studi keilmuan yang mempelajari bagaimana orang berfikir,pengaruh dan berhubungan dengan orang lain yang tidak dapat lepas dari situasi sosial.
10.    Brigham (1991) :Psikologi Sosial ialah pengetahuan tentang perilaku saling pengaruh mempengaruhi antar individu atau kelompok individu.
11.    Baron & Byrne (1994) : Psikologi sosial adalah bidang ilmiah yang mencari pengertian tentang hakikat dan sebab-sebab dari perilaku dan pikiran-pikiran individu dalam situasi sosial.
12.    W.A.Gerungan : menyatakan bahwa psikologi sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku individu sebagaimana telah dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial.

2.2       RUANG LINGKUP PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi dilihat dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar, yaitu :
a.    Psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia
            Psikologi yang diteliti dan dipelajari dalam psikologi disini adalah tentang perilaku sesorang atau perilaku manusia.
b.    Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan atau yang disebut dengan psikologi hewan.
            Psikologi ini meneliti dan mempelajari perilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut dapat berguna untuk mengerti tentang keadaan manusia.Dengan demikian, maka dalam psikologi itu fokusnya adalah manusia. Banyak penelitian yang dilakukan pada hewan, yang akan hasilnya kemudian diarahkan pada manusia.
Psikologi umum adalah psikologi meneliti dan mempelajari kegiatan-kegiatan psikis manusia yang tercemin dalam perilaku pada umumnya, yang dewasa, yang normal dan yang berkultur.
Psikologis khusus adalah psikologi yang meneliti dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas psikis manusia. Psikologi khusus dibagi menjadi :
1.    Psikologi perkembangan
ialah psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi(dari lahir)  sampai remaja.
2.    Psikologi anak
ialah psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi (dari lahir) sampai berumur 12 tahun.
3.    Psikologi Sosial
Ialah psikologi yang khusus membicarakan tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Dalam psikologi modern psikologi sosial mendapat posisi yang penting karena psikologi sosial ini telah banyak memberikan pencerahan bagaimana fikiran manusia berfungsi dan berkaya jiwa dari masyarakat kita. Menurut psikologi sosial ini untuk dapat memahami prilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranah situasi, permasalahan dan budaya pada manusia itu sendiri atau perilaku manusia dalam hubungannya dengan situasi (konteks) sosial. Contoh : Massa.
4.    Psikologi Pendidikan
ialah psikologi yang khusus menguraikan kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan atau psikologi yang memahami manusia dalam pendidikan.
5.    Psikologi Kepribadian
ialah psikologi yang khusus menguraikan tentang pribadi manusia atau psikologi yang berbicara tentang bagaimana perkembangan kepribadian seseorang.
6.    Psikologi kriminal
ialah psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas
7.    Psikologi perusahaan
ialah psikologi yang berhubungan dengan soal perusahaan.
8.    Psikologi Industri
ialah psikologi yang berhubungan dengan soal industri.
9.    Psikologi Kriminal
ialah psikologi yang secara khusus membahas hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas.
Michener dan Delamater mengemukakan bahwa wilayah kajian psikologi meliputi :
1.    Pengaruh individu terhadap orang lain
2.    Pengaruh kelompok pada individu
3.    Pengaruh individu terhadap kelompok/orang lain
4.    Pengaruh satu kelompok terhadap kelompok lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial dapat dikategorikan dalam 5 faktor utama (Baron & Byrne, 1994):
1.    Aksi (tindakan) dan karakteristik dari orang-orang lain
2.    Proses kognitif dasar, proses yang mendasari pikiran, keyakinan, ide, dan penilaian tentang orang lain yang dimiliki individu
3.    Variable-variabel ekologi (lingkungan) – pengaruh secara langsung ataupun tidak langsung dari lingkungan fisik
4.    Konteks kebudayaan dimana perilaku sosial terjadi
5.    Aspek biologis dari warisan sifat-sifat genetiK yang relevan dengan perilaku sosial.
Ruang Lingkup psikologi sosial meliputi :Psikologi Sosial adalah cabang dari Ilmu Psikologi. Fokus kajiannya adalah bagaimana kehadiran orang lain secara aktual,terimajinasi maupun terimplikasi mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku individu, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Tiga wilayah studi psikologi sosial yang menjadi ruang lingkupmenurut Shaw dan Costanzo antara lain :
1.    Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individual, misalnya studi tentang persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat).
2.    Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial dan sebagainya
3.    Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan, konformitas, kerjasama, persaingan, peran dan sebagainya.
Terdapat dua objek Psikologi Sosial antara lain :
1.    Obyek Materiilyakni meliputi fakta-fakta, gejala-gejala atau hal-hal pokok yang dipelajari dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan itu. Obyek materiil dari psikologi sosial adalah gejala-gejala sosial.Hampir sama dengan objek materiil dari ilmu hukum dan juga sosiologi. Sehingga jelaslah bahwa kita tidak dapat mengidentifikasi sebuah ilmu apabila kita hanya merujuk pada aspek objek materiil nya saja. Hal yang mampu membeda-bedakan ilmu pengetahuan yang satu dari ilmu pengetahuan lainnya adalah justru objek formalnya.
2.    Obyek Formilyakni ditunjukkan oleh rumusan atau definisi ilmu pengetahuan tersebut. Obyek formil dari psikologi sosial adalah tingkah laku manusia sebagai individu.Psikologi sosial menekankan faktor-faktor situasi sosial yang terjadi, yang mengundang tanggapan umum yang sama dari semua orang. Objek formil suatu ilmu pengetahuan dalam hal ini psikologi sosial dapat ditunjukkan oleh rumusan dan atau definisi ilmu pengetahuan tersebut. Misalnya rumusan dari definisi yang dirangkum menyimpulkan bahwa “Psikologi sosial atau ilmu jiwa sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki : pengalaman dan tingkah laku individu manusia seperti yang dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial”.

2.3       POSISI PSIKOLOGI SOSIAL DALAM ILMU-ILMU SOSIAL LAINNYA
Posisi psikologi sosial dalam ilmu-ilmu sosial lainnya diawali dari perkembangan ilmu psikologi sosial ini sendiri yang padatahun 1930 mulai dipelajari secara empiris-eksperimental. Selain baru cabang ilmu pengetahuan ini kedudukannya dianatara ilmu-ilmu pengetahuan lainnya sukar dirumuskan. Psikologi sosial oleh para sosiolog dianggap sebagai cabang ilmu dari sosiologi. Sedangkan para sarjana psikologi berpendapat bahwa psikologi sosial tersebut sebagai cabang ilmu pengetahuan dari psikologi. Meskipun demikian pada hakikatnya,psikologi sosial ini terletak di tengah-tengah antara sosiologi dan psikologi.Psikologi sosial banyak mengambil materi yang tersedia dalam cabang ilmu sosial lain, misalnya sosiologidan psikologi. Meski demikian, psikologi sosial adalah bidang ilmu yang ‘distinctive’, bukan sekedar campuran dari kedua bidang ilmu itu.
Ahli ilmu sosial mempergunakan analisis kemasyaratan, yaitu faktor-faktor kemasyarakatan secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial.Para ahli psikologi klinis dan kepribadian mempergunakan analisis individual dimana mereka mempergunakan karakteristik individu yang unik untuk menjelaskan perilaku
Ahli Psikologi sosial dalam hal ini mempergunakan tingkat analisis yang terletak diantara dua kutub tersebut yaitu interpersonal. Mereka menjelaskan perilaku berdasarkan situasi interpersonal atau situasi sosial yang terjadi dimana situasi itu dapat meliputi orang lain di lingkungan, sifat dan perilaku mereka, keadaan dimana perilaku terjadi dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk sosial selain menjadi objek dari psikologi juga menjadi objek dari ilmu-ilmu sosial lainnya,misal sosiologi. Sosiologi sebagai suatu ilmu mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Karena itu baik sosiologi maupun psikologi sama-sama mempelajari manusia,karenanya tidaklah mengherankan bahwa disamping adanya perbedaan,terdapat pula titik pertemuan dalam meninjau manusia tersebut. Sebagaimana menurut Myers bahwa tinjauan sosiologi yang penting adalah bentuk manusia hidup bermasyarakatnya,struktur dan fungsi dari kelompok yang terkecil hingga kelompok yang besar. Bagi ahli sosiologi hanya satu persoalan yang tak dapat dimasukkan dalam ilmu-ilmu pengetahuan lainnya,yakni menyelami kerjasama dan kehidupan bersama dalam segala macam bentuk yang timbul dari hubungan antar manusia dengan manusia.


Psikologi Sosial






(Gerungan, 1996)       

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa antara psikologi dan sosiologi memang terdapat perbedaan dalam materi (subject matter) yang dibicarakan disamping adanya titik-titik pertemuan seperti yang telah disampaikan. Karena adanya titik-titik petemuan antara psikologi dan sosiologi,maka timbullah cabang ilmu yaitu psikologi sosial. Sebagaimana dalam gambar diatas bahwa bila lingkaran pertama menyatakan bidang ilmu psikologi,dan lingkaran kedua adalah bidang ilmu sosiologi maka bidang yang ditutupi oleh kedua lingkaran adalah bidang psikologi sosial.
Perilaku manusia sebagai subjek respon terhadap stimulus yang diterimanya,menjadi tinjauan dari berbagai macam ilmu antara lain antropologi,sosiologi,psikologi,ekonomi dan sebagainya,yaitu oleh semua ilmu yang dikenal dengan ilmu-ilmu sosial (kemasyarakatan) sebagimana pendapat Koentjaraningrat. Selain itu menurut Secord dan Backman bahwa perilaku individu dalam interaksi sosial dapat dianalisis dengan tiga macam sistem,yaitu personality system,the social system dan the culture system.
Dalam personality system yang menjadi tinjauan adalah perilaku manusia dari segi psikologi khusunya kepribadian,yakni meninjau manusia dari sudut pandang bahwa manusia itu memiliki kemampuan-kemampuan,sifat-sifatperasaan-perasaan tertentu sehingga pendekatannya melalui segi-segi potensi psikologis. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan manusia berprilaku.
Tinjauan antropologi adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan lingkungannya. Antropologi khususnya antropologi budaya,meninjau perilaku manusia itu tidak dapat lepas dari segi kebudayaan yang melatarbelakanginya. Ini berarati bahwa dalam meninjau manusia dari kacamata antropologi unsur kebidayaan tidak dapat ditinggalkan.
Sosiologi juga meninjau perilaku manusia dalam kaitannya dengan hidup  bermasyarakat. Tinjauannya lebih pada bagaimana hubungan individu dengan kelompoknya,tinjauannya pada sistem sosialnya. Ini berarti sistem kehidupan sosialnya merupakan fokus dari tinjauan sosiologi. Disamping itu seorang sosiolog juga menekankan pada kebiasaan,sistem nilai dan tradisi.
Yang membedakan Psikologi sosial dengan ilmu-ilmu sosial lainnya adalah sasaran studi psikologi sosial lebih bertitik tolak pada manusia sebagai individu yang membina hubungan-hubungan sosial di masyarakat, misalnya persepsi, motivasi dan sikap-sikap. Psikologi Sosial berusaha memahami proses-proses yang mempengaruhi kelangsungan dan keseragaman jenis maupun bentuk hubungan sosial tersebut misalnya kepemimpinan, kerjasama, konflik dan sebagainya.
Sedangkan dalam pemecahan masalah pendekatan yang dapat dilakukan ada 2 yakni,Multidisipliner dan Interdisipliner. Multidisipliner adalah pemecahan masalah melalui pendekatan keilmuan secara tepat dan relevan lintas rumpun keilmuan. Misalnya,Ilmu Psikologi sosial dengan Ilmu Biologi dalam hal kajian dalam masalah interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan Interdidipliner adalah pemecahan masalah melalui pendekatan keilmuan yang satu rumpun keilmuan secara tepat. Seperti misalnya Sosiologi,Psikologi,Antropologi dan Psikologi Sosial.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa masing-masing ilmu itu meninjau perilaku manusia dari sudut tinjauannya sendiri-sendiri,sehingga dengan demikian tinjauan masing-masing tersebut sudah tentu kurang tuntas. Oleh karena itu untuk meninjau perilaku manusia secara tuntas diperlukan adanya kerjasama beberapa ilmu,satu dengan yang lain saling mengisi atau saling melengkapi. Menurut Secord dan Backman (1964) bahwa psikologi sosial mempunyai sifat seperti yang telah disebutkan yakni ingin melihat perilaku manusia dari ketiga pendekatan tersebut. Hingga dapat disimpulkan bahwa dalam meninjau perilaku manusia secara baik dan tuntas perlu meninjau perilaku itu tidak terlepas dari faktor-faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri. Demikian juga tidak dapat lepas dari lingkungannya,yaitu menyangkut segi kebudayaannya serta struktur masyarakatnya.

2.4       PERKEMBANGAN PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi lahir 1879 ditandai dengan didirikannya laboratorium psikologi yang pertama di dunia, di Leipzig oleh Willhem Wundt. Sebelum itu, bibit-bibit psikologi sosial sudah mulai tumbuh. Lazarus dan Steindhal pada tahun 1860 mempelajari bahasa, tradisi dan institusi masyarakat untuk menemukan “jiwa umat manusia” (human mind) yang berbeda dari “jiwa individual”.
Dapat diruntut dari tulisan-tulisan filsuf abad 19-an yang menaruh perhatian pada relasi antara orang dengan masyarakatnya. Misal: Hegel, Compte, Spencer, Le Bon, dan Gabriel Tarde. Gabriel Tarde (1842-1904) dianggap sebagai Bapak Psikologi sosial,beliau adalah seorang sosiolog dan kriminolog asal Prancis. Menurut Tarde semua saling hubungan sosial (social interaction) itu berkisar pada proses imitasi. Bahkan menurutnya semua proses pergaulan antar manusia itu hanyalah berdasarkan proses imitasi itu. Imitasi sendiri adalah proses meniru,contoh-mencontoh,ikut-mengikut dan menurut Tarde bahwa perkembangan proses imitasi dalam masyarakat sebagai rangsangan pikiran manusia. Kedua,baru ide baru ini lalu diimitasi dan disebarkan oleh banyak orang dalam masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut Tarde kehidupan masyarakat itu ditentukan oleh dua macam kejadian utama. Pertama,timbulnya gagasan-gagasan baru (invention) yang dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi. Kedua,proses imitasi dari gagasan-gagasan trsebut oleh orang banyak. Gelombang-gelombang imitasi tersebut dapat menimbulkan lagi gagasan-gagasan baru pula yang lalu dirumuskan oleh individu. Gagasan baru itu selanjutnya diimitasi dan disebarkan diantara orang banyak sehingga menimbulkan gelombang-gelombang imitasi pula,dan seterusnya yang menimbulkan gagasan-gagasan baru. Imitasi ini pula yang menjadi faktor utama dalam perkembangan individu.
Gustave Ie Bon (1841-1932) terkenal karena sumbangan pemikirannya dalam psikologi masaa atau ilmu jiwa orang ramai. Yang dimaksud masaa,crowd atau orang ramai adalah salah satu dari bentuk-bentuk pengelompokkan dalam kehidupan manusia. Menurutnya suatu massa seakan-akan memiliki satu jiwa tersendiri yang berlainan sifatnya dari sifat-sifat jiwa individu satu persatu yang termasuk dalam massa itu. Jadi,menurut Ie Bon sebenarnya terdapat dua macam jiwa yakni jiwa individu dan jiwa massa (collective mind). Dalam psikologi moder mengakui 3 segi hakiki manusia,yakni segi individual,segi sosial dan segi berketuhanan.
Sigmund Freud berpendapat bahwa individu manusia yang berada dalam situasi massa dengan sendirinya akan mengalami dan bertingkah laku sesuai dengan cara-cara jiwa massa itu. Yang menurut Freud mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dengan sifat-sifat individu dan yang bercorak lebih primitif.
Tokoh lain yang berjasa besar bagi psikologi sosial adalah Emile Durkheim (1858-1917) yang merupakan seorang sosiolog. Menurut Durkheim sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan otonom seperti psikologi. Namun menurutnya,gejala-gejala sosial masyarakat tidak dapat diterangkan oleh psikologi,tetapi oleh sosiologi. Sebab,yag mendasari gejala-gejala sosial itu adalah suatu kesadaran kolektif dan bukan kesadaran individual sehingga gejala-gejala sosial yang didsarai oleh jiwa kolektif hanya dapat dipelajari oleh sosiologi yang mempelajari jiwa kolektif,tidak oelh psikologi yang menurutnya hanya mempelajari gejala-gejala jiwa individual.
Dengan paham dan pengertian-pengertian baru ini,ilmu psikologi yang sebelumnya kurang memperhatikan pengaruh sosial,selanjutnya meneliti dengan khusus kegiatan individu manusia dalam hal saling hubungannya dengan individu lainnya atau kelompoknya dalam masyarakat. Penelitian yang bersifat empiris dan eksperimental terutama dianjurkan oleh Murphy dan Newcomb. Pada tahun 1931,terbitlah buku mereka pertama yang berjudul Experimental Social Psycology. Upaya-upaya penelitia empiris-eksperimental ini merupakan suatau kemajuan yang tegas bagi psikologi sosial seperti juga upaya Wilhelm Wundt merpakan kemajuan besar bagi psikologi pada umumnya.Karena dengan demikian,pemikiran psikologi sosial baru mulai memeriksa tesis-tesis,atau teori-teori psikologi sosial dengan kenyataan empiris secara sistematis,upaya yang sebelumnya tidak dilaksanakan.
Ahli jiwa Kurt Lewin sangat berjasa pada lapangan psikologi sosial. Ia telah memulai suatu pendekatan dalam penelitian gejala-gejala sosial yang sangat penting. Ia juga mengenalkan aliran baru dalam psikologi yang disebut Topological Psychology atau Field-Psychology. Dalam aliran baru ini menegaskan bahwa untuk meneliti tingkah laku manusia dengan sebaik-baiknya,harus diingat bahwa manusia itu hidup dalam suatu field,yaitu suatu lapangan kekuatan-kekuatan fisis maupun psikis yang senantiasa berubah-ubah menurut situasi kehidupannya sehingga uraian mengenai tingkah laku manusia harus pula memperhatikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadapnya dalam lapangan yang berubah-ubah itu. Kurt Lewin juga mengadakan penyelidikan-penyelidikan mengenai persoalan ilmu jiwa sosial yang khususnya disebut dinamika kelompok. Diantaranya mengenai peranan suasana kelompok terhadap prestasi kerja dan efisiensi pekerjaan kelompok itu. Kurt Lewin juga Lippit dan White tahun 1939-1940 juga melakukan eksperimen dengan meneliti pengaruh/peranan dari tiga macam pimpinan terhadap suasana dan cara kerja kelompok. Hasil eksperimen ini juga menyatakan bahwa cara-cara kepemimpinan yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap suasana kerja kelompok.
Selain tokoh yang disebutkan diatas,dalam perkembangannya psikologi sosial mendapat sumbangan beberapa tokoh sepeti Edward Ross yang menulis tentang mob mind, customs, fashion, public opinion, dan konflik sosial.Juga tokoh bernama William McDougallyang mengemukakan bahwa insting sebagai determinan utama perilaku manusia. Demikianlah garis besar perkembangan ilmu jiwa sosial sejak ilmu ini dipikirkan secara sistematis dan khusus pada pertengahan abad ke 19 itu.
Perkembangan Psikologi sosial dapat dilihat atau dibagi dalam  tahapan masa. Berikut merupakan penjelasan dari 3 tahapan masa perkembangan psikologi sosial antara lain :
1.    Tahap awal perkembangan Psikologi Sosial (1908 - 1924)
a.       Psikologi dikenalkan sebagai ilmu yang mandiri.
b.      William McDougall (1908) mengemukakan pendapatnya bahwa perilaku sosial didasarioleh faktor keturunan (insting). Insting dianggap sebagai penyebab utama.
c.       Floyd Allport (1924) mempunyai pandangan yang lain, yaitu: bahwa perilaku sosial itudisebabkan oleh banyak faktor (tidak hanya insting).
d.      Allport juga  mengemukakan pentingnya eksperimen dalam psikologi sosial dan  mendiskusikan berbagai macam penelitian aktual antara lain masalah konformitas, kemampuan untuk mengenali emosi orang lain melalui ekpresi wajah, dan pengaruh audien dalam performansi tugas.
e.       Setelah publikasi yang dilakukan oleh Allport, maka berbagai macam karya ilmiah mulai dimunculkan/ber-kembang. Muzafer Sherif  (1935) menulis karya ilmiah tentang pengaruh norma-norma sosial untuk mengatur perilaku manusia, sehingga menambah pemahaman kita tentang pengaruh tekanan dari luar terhadap konformitas.
f.       Kurt Lewin dan koleganya Lippit serta White (1939) melakukan penelitian tentang masalah kepemimpinan (leadership) dan proses-proses yang terjadi dalam kelompok.
g.      Sehingga pada akhir tahun 1930, psikologi sosial berkembang dengan cepat dan memberikan banyak sumbangan pengetahuan tentang perilaku sosial.
2.      Tahap pertengahan Psikologi Sosial (1940-1960)
a.       Setelah selesai Perang Dunia II (1940–1950), psikologi sosial memusatkan perhatiannya pada pengaruh ke-lompok terhadap perilaku individu.
b.      Penelitiannya ialah melihat hubungan antara  berbagai macam tipe kepribadian orang dengan perilaku sosial (Naziisme).
c.       Salah satu peristiwa yang terpenting  dalam periode ini ialah pengembangan teori disonansi kognitif (Cognitive Dissonance Theory) yang di kemukakan oleh Festinger (1957).
d.      Tahun 1960 merupakan tahun yang penting karena pada tahun tersebut berbagai macam penelitian dengan topik² yang baru banyak dilakukan dan dikembangkan. (daya tarik interpersonal, pembentukan kesan, atribusi, persepsi sosial, pengaruh sosial, dan pengaruh lingkungan fisik terhadap perilaku).
3.      Tahap Akhir (Masa Kedewasaan) Psikologi Sosial (1970-1990)
a.       Pada tahun 1970 muncul dua trend dalam psikologi sosial, yaitu yang berorientasi pada pendekatan secara kognitif dan yang berorientasi pada penerapan psikologi sosial.
b.      Akhir tahun 1970 beberapa orang psikolog menyimpulkan bahwa pemahaman terhadap semua aspek perilaku sosial dapat dilakukan dengan pendekatan melalui proses kognitif. Misal: Ingatan (Memory) dan Penalaran (Reasoning).
c.       Apakah prasangka itu disebabkan karena adanya kecenderunganhanya mengingat pada stereotip tertentu dari kelompok ataukecenderungan untuk memproses informasi terhadap kelompoknya sendiri, berbeda kalau memproses informasi terhadap kelompok lain (Forgas & Fiedler, 1966; Wegener & Petty, 1995).
d.      Yang berorientasi penerapan psikologi sosial, (beberapa psikolog) mulai mengarahkan perhatiannya pada masalah kesehatan, hukum, perilaku sosial dalam kerja dan lain-lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

17 PUPUH SUNDA : GURU LAGU JEUNG GURU WILANGAN

DINAMIKA ORGANISASI

SOAL-SOAL PENDIDIKAN PANCASILA